Mengulas hal yang sedang hangat beberapa hari ini tentang Diksar Mapala yang merenggut nyawa, aku mempunyai pengalaman sendiri dalam mengikuti diksar dan juga men-diksar anggota, dari itu yang setara sispala dan juga mapala. Dan inilah sedikit cerita dariku ...
Minggu ini diawali berita kematian fadly peserta diksar mapala unisi, UII Yogyakarta di Gunung Lawu, dan aku beritanya memang kala itu sudah beredar walau dengan hasil konfirmasi karena sakit maag, dan sepertinya itu belum menghebohkan, di lanjutkan dengan jatuhnya korban mahasiswa UMY di Gunung Sumbing, dan tidak menghebohkan juga karena memang menurut versi saya itu adalah kecelakaan, tidak dengan korban selanjutnya yang adalah tetannga sebelah rumah pas, itu akhirnya membuatku curiga ...
Kenapa? karena aku juga pernah mengikuti organisasi Mapala, dan tahu betul seperti apa diksarnya. Dan apalagi dengan diksar andai di adakan di alam liar seperti Gunung Lawu ... Aku yakin sekali kala itu, pasti ada yang ngga beres. Dan seperti apa diksar itu biasanya ... Ya, begitulah, tidak bisa aku pungkiri, walau mungkin tanpa dendam, namun sepertinya kekerasan dalam diksar itu adalah hal turun temurun, hanya sangat disayangkan kali ini merenggut korban, dan mungkin ada yang kelewatan juga, ada prinpsip yang mungkin panitia tidak pegang, bahwa semua orang punya batan ketahanan tubuh, sudah tahu mereka sudah tidak kuat masih dipaksa ...
Entah gosip dengan rotan itu benar atau tidak, hanya ada kala itu, salah satu anggota Mapala *menempeleng* dengan helm batok, dan sampai helmnya yang retak, itu salah satu kekerasan, walau entah dengan alasan apa, yang jelas, itu kejujuran yang bisa aku ceritakan disini, namun bukan itu yang kuingat jelas, saat diksar, aku pernah lemas, bukan karena hukuman namun kala dipaksa memakan makanan yang semua bahan di masak jadi satu, bentuknya seperti bubur, dan karena bentuk juga ada aroma susu yang membuatku enek, namun bagaimanapun dipaksa untuk memakannya
Itu hanya salah satu contoh saja, dan bukan menjadi pengkhianat untuk mereka mapala manapun, namun kalau sudah merenggut nyawa, harus menyalahkan siapa? dimanapun mereka melakukan itu tak sendiri, dan itu tanggung jawab bersama untuk saling mengingatkan, so, harus diingat lagi bahwa bentuk kekerasaan seperti apapun bukan untuk menjadikan manusia kehilangan nyawa, so, dengan kejadian ini, semoga semua komunitas mapala manapun bercermin untuk kegiatan luarnya, walau ada juga kecelakaan, namun meninggal karena kekerasan? sungguh memalukan!!!
Spesial report - ocoy