Sebuah SMS yang mengusik Ketenanganku

Judulnya kok tidak menjual banget ya ... hahahhaha dan terlalu konvensional sekali. SMS bro ... dijaman seperti ini pula, dimana pesan singkat online menjamur, seperti BBM, Whatsapp, Line, Wechat dan masih banyak lagi. Namun begitulah, karena si pengirim sms itu memang aku delete semua dari layanan singkat yang itu. setidaknya itulah pilihanku ketika aku harus berjuang untuk diri sendiri atau memperjuangkan orang lain yang kita tau, itu sia-sia.

So, tulisan ini memang edisi curhat, yang walau aku tak tau akan dia baca atau tidak, namun ini aku tunjukkan untuk'mu'. Sebuah harga sekali kirim per-sms yang mahal, dan akhirnya inilah yang aku lakukan. So, bacalah ini, uraian yang mungkin panjang lebar ... sampai tinggi hahahahaha. Aku hanya ingin fokus pada hidupku dan pekerjaanku saat ini, tanpa aku harus memikirkan masalah perasaan.

Mungkin ketika kita mencintai sahabat, kita tau sekali resikonya, dan pilihanku untuk menjauhimu adalah tepat, karena kamu sendiri tidak bisa berbuat tegas. Mungkin terlalu salah kalau kadang aku merasa disaat hanya butuh kamu akan datang padaku, entah karena tau aku menyukainya. Namun, ada batasnya walau aku tak bisa membohongi perasaanku. Aku butuh ketegasanmu, bukannya hanya kata-kata yang bahkan tidak bisa dibuktikan.

Sebuah SMS yang mengusik Ketenanganku
Setelah aku menyingkirkan semua kontak, menghapus dari list pesan singkat, dan sepertinya kamu tak ada merasa bahwa kamu kehilanganku, kembali kamu datang mengusikku. Aku bahkan merasa, tidak hanya sekali ini, sudah sejak kita berhubungan agak dekat. Kamu tak mengharap dan menginginkanku, tapi kamu tak memberiku ruang untuk menjauhimu. Kamu tak ingin aku menjaga jarak denganmu, dan naif sekali ketika kamu tak bisa memahami alasannya. Seolah hal salah aku melakukan itu. Namun kamu tak bisa tegas.

Setiap orang tak ada yang bahagia ketika dilupakan, Itu benar, namun aku sendiri, lebih baik dilupakan dari pada harus membuat hidup orang lain hancur dan tidak tenang. Itu yang sebenarnya aku harapkan, Satu hal yang ingin ku katakan juga, Temanpun datang tak hanya kala susah saja, dan dengan dalih kamu menyukaiku, kamu selalu memaksaku untuk peduli padamu, dan kemudian kamu menghilang kala tak butuh. Itukah cinta untukmu?

** maaf ini edisi curhat ya wan, kawan.