wanita akan mudah bicara saat perasaannya kuat, namun tdk dgn pria, ia takkan bisa bicara dan berpikir jika perasaannya kuat
hanya orang yang kita sayangi yang mampu membuat kita sakit hati dan meneteskan air mata
cinta itu akan terasa sekali jikalau saat untuk perpisahan semakin mendekat
"pasti karena cinta ya 'vit' ... " tanya batinku ... yah, seorang lelaki, seorang sosok penyelamat dan malaikat [ begitu kalau buncit bernyanyi ]. Tiba-tiba saja karena perasaan, dan emosi dari menahan perasaan tiba-tiba air mata ini menetes. "untuknya???" pertanyaan itu muncul tiba-tiba juga. Aku agak tersadar kembali dan membaca beberapa baris tulisannya, dipagi ini, yah, diwaktu ayam belum sempet berkokok.
Tulisan dari orang yang berlawanan jenis denganku, kenapa aku harus meneteskan air mata ini untuknya, seberapa besar sebenarnya aku mencintai dan membutuhkannya? sementara setiap saat dia tak pernah sadar seberapa besar aku mencintainya, selalu saja bertanya, kenapa kau tak pernah mengatakan mencintaiku? Apa kata cinta harus selalu terucap sementara bahasa tubuh mampu berbicara?
Aku memang tak pernah mengucap itu? karena bagaimanapun aku tau, seberapapun aku menginginkanmu, tak ada yang akan memberiku restu untukku berjalan denganmu. I'm sorry, aku mencintaimu, membutuhkanmu walau aku tak bisa mengharapkanmu ada disisiku selamanya ... Hanya, bagaimana aku mengakhiri ini ... pergilah saja dariku, memperhatikanku. Aku toh iklas kau bahagia dengan orang lain, walau awalnya mungkin sulit. Lepaskan aku ... sekali lagi